2.
Tinjauan
Pustaka
Nyoman Kutha Ratna menyatakan bahwa pendekatan
psokologis di-arahkan pada individu, intensitas terhadap gejala-gejala
individual di satu pi-hak, didominasi pihak lain, menyebabkan pendekatan
psikologis lebih banyak membicarakan aspek-aspek penokohan, kecenderungan
timbulnya aliran-ali-ran seperti romantisme, akspresionisme, absurditas dan
sebagainya.
Rene Wellek dan Austin Werren (1990:90) manunjukkan
empat model pendekatan psikologis yang dikaitkan dengan pengarang. Yang pertama
ada-lah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua
adalah studi proses kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikolo-gis
yang diterapkan pada karya sastra. Dan yang keempat mempelajari dam-pak sastra
pada pembaca. Berdasarkan pendapat para
ahli di atas dapat disim-pulkan bahwa pendekatan psikologis adalah penelaahan
sastra yang menekan-kan pada segi-segi psikologis, baik psikologi pengarang
karya sastra maupun pembacanya.
Karakteristik kepribadian
merupakan salah satu aspek penting dalam kematangan karir seseorang dalam
menjalani kehidupan karirnya. Dengan mengenal tipe kepribadiannya individu
mendapatkan arah mengenai bidang karir/ pekerjaan/ jabatan yang sesuai untuk
dipilih dan dikembangkannya dalam perjalanan hidupnya. Dalam layanan bimbingan
karir, pengenalan tipe kepribadian merupakan aspek yang penting dalam membantu
siswa mengenai gambaran dirinya.
Allport (1951 dalam A. Muru Yusuf, 2005a: 55)
mengemuka-kan”kepribadian adalah rangkaian peristiwa-peritiwa yang secara ideal
men-cakup seluruh rentang hidup sang pribadi”. Murray (Hall & Lindzey, 1978
dalam A Muri Yusuf, 2005a: 55) menyebutkan ”kepribadian merupakan
or-ganisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi yang menentukan
cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”. Sementara
itu W.S. wikel (1997) mendefinisikan kepribadian sebagai kese-luruhan sifat
psikologis yang dimiliki seseorang yang mencakup tempramen, vitalis psikis,
kemampuan intelektual dan karakter. Sejalan dengan hal terse-but, Holland
(1985) menyatakan bahwa tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe
ideal yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan
eksternal, yang melahirkan suatu minat, kemampuan, dan kete-rampilan yang kuat
pada diri seseorang, kombinasi dari minat dan kemampuan tersebut menciptakan
suatu disposisis yang sangat pribadi, untuk menafsirkan, berfikir, dan berindak
dengan cara-cara tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tipe kepribadian
seseorang dapat terbentuk melalui minat, persepsi dan penilaian diri terhadap
kemampuan/ kompetensi terhadap suatu pekerjaan.
Agustiani dalam psikologi perkembangan berpendapat
bahwa kepri-badian adalah istilah yang populer baik di masyarakat umum maupun
di ling-kungan psikologi kepribadian. Sebagaimana yang ada dalam ilmu
psikologi, karakteristik diartikan sebagai karakteristik atau cara bertingkah
laku yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungan-nya.
Sigmund Freud dalam budi darma (2004:151)
menjelaskan, psikoana-lisa dalama sastra digunakan untuk menganalisis
tokoh/pengarang /pembaca yang mengalami gangguan jiwa. Jiwa manusia, menurut
psikoanalisa, memi-liki tiga komponen:
1.
Id,
yaitu dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak apa pun sesuai
dengan kehendaknya sendiri, tanpa kendali, dan tanpa keinginan untuk membatasi
diri. Sumber utama id terletak dalam
pikiran kanak-kanak (the infantile mind).
Karena itu, interpretasi terhadap id dapat
dikemanpbalikan ke masa kanak-kanak tokoh dalam karya sastra.
2.
Ego,
yaitu penyeimbang antara tuntutan-tuntutan pengendalian diri dan pembatasan
diri milik superego, dan dorongan
tanpa kendali dan tanpa batas milik id.
Dalam kedudukannya sebagai penyeimbang, ego adalah kepanjangan kesadaran
pikiran (the conscious thinking mind).
Kesadaran inilah yang mengendalikan kata-kata, tindakan-tindakan, dan
pikiran-seseorang dalam menghadapi masyarakat sebagai sebuah dunia di luar
dirinya sendiri.
3.
Superego,
yaitu perwujudan wewenang ayah dan masyarakat, yaitu wewenang untuk
mengendalikan dan membatasi dengan keras keinginan-keinginan tanpa kendali dan
tanpa pembatasan diri id.
Dari ketiga tipe kepribadian tersebut, Freud membagi
dalam ketiga tipe berikut.
Ø Tipe
Erotis
Elemen id menguasai, orang-orang yang bergabung
dalam tipe ini ditandai dengan adanya suatu kehidupan dorongan yang sangat ku-at
yang tidak dapat “direm”. Baik oleh ego maupn super ego.
Ø Tipe
Narcistis
Elemen ego yang
menguasai. Kesadaran diri yang berada pa-ling depan. pertimbangan menjadi titik
sentral atau pusat. Narcistis (kata sifat) dimengerti sebagai ‘cinta diri’.
Jadi, permulaan ego meru-pakan sumber libido. kemudian haluannya berubah dan
libido diarah-kan kapada objek-objek. Arahan-arahan objek ini kepada dirinya
sen-diri dan kepada orang lain.
Ø Tipe
Dwang
Elemen super ego
yang menguasai. Artinya, manusia sepenuh-nya bergantung pada kultur.
Norma-norma dan prinsip-prinsip akan mengarahkan perilaku dan ada pengaruh
moralitas yang kuat.
Kepribadian merupakan suatu produk akhir dari
potensi-potensi yang dimiliki manusia dan seluruh perjalanan hidupnya.
Teori-teori kepribadian yang dikemukakan oleh para ahli adalah suatu usaha yang
runtut untuk men-jelaskan kepribadian, agar orang dapat mengerti dan dapat
diramalkan tingkah lakunya.
A. Muri Yusuf (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.
Darma, Budi. Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Pusat
bahasa, 2004.
Eagleton,
Terry. Teori Sastra: Sebuah Pengantar
Komprehensif Edisi Terbaru, Yogyakarta: Jalasutra, 2007.
Fananie,
Zainuddin. Telaah Sastra, Surakarta:
Muhammadiyah University Press.2002.
Luxemburg,
Jan Van. Pengantar Ilmu Sastra, Jakarta:PT
Gramedia.1989.
Wellek,
Rena dan Austin Warren. Teori
Kesusastraan, Jakarta. PT Gramedia. 1990.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar